BAB 1

Bab 1 : THAM LING MENERIMA GIOK LEK CHING 


Ini kisah nyata seorang pertapa bernama THAM LING, 

seorang yang benar-benar sudah mencapai taraf tinggi dari ajaran yang dianutnya.


Waktu itu, pada hari Cong Yang, 

di Bulan 9 (sembilan), Tahun Ik Ngo, di zaman Thay Ping. 

Seorang diri THAM LING bertamasya dipuncak sebuah gunung. 

Saat mana ia berada di tengah hutan lebat 

yang terletak di samping gunung, 

tiba-tiba ia menemukan sebuah batu yang berbentuk aneh, 

mirip pilar tapi bukan pilar. 

Di atas batu mirip pilar itu terukir 56 (lima puluh enam) huruf-huruf 

yang maknanya menganjurkan manusia untuk berbuat bijak .


* * * 



Tengah ia keheranan dan kaget, 

mendadak dilihatnya pula di arah depan sebelah kanan 

muncul Istana yang megah semarak 

dengan warna merah emas gemerlapan, 

pintu besarnya berwarna merah maron, tertutup rapat, 

sementara pilar di atas pintu besar itu 

berukir empat huruf JUT SENG JIP SI / keluar hidup-masuk mati .


* * *



Pelan-pelan THAM LING menghampiri, 

saat ia longak-longok di depan Istana, 

pintu gerbangnya terbuka sedikit 

dari balik pintu beranjak keluar seorang laki-laki berbaju hijau, 

sikapnya agung, suci dan mirip Dewa, 

dengan gerakan tangan 

ia mempersilahkan THAM LING 

menuju ke sebelah kiri menuju pintu kecil di samping sana, 

kini mereka berada di pinggir dalam 

sebuah ruangan besar yang terang benderang. 


* * *



Di kursi Singgasana di tengah atas sana 

duduk satu Dewa Langit, 

si baju hijau segera berbisik di pinggir telinganya : 

Hari ini adalah Ulang Tahun HONG CO TAY TE, 

Beliau itulah yang duduk di Singgasana .


* * * 



THAM LING mangut-mangut, 

sikap hormatnya timbul dalam hatinya, 

diam-diam ia sembunyi di pojokan yang agak gelap terlindung hordennya. 

Pada saat itulah dilihatnya 10 (sepuluh) Raja Neraka 

dengan berpakaian lengkap kebesarannya 

berbaris memasuki ruang besar, 

satu persatu mereka menyampaikan sembah sujud 

dan mengucapkan selamat panjang umur, 

lalu berdiri dua jajar di samping menunggu petunjuk .


* * * 



Terdengar HONG TO TAY TE berkata kepada mereka :

TE CONG ONG PAU SAT memberikan belas-kasihnya, 

Berupaya untuk memberikan pengampunan dan menolong manusia 

untuk memperoleh tuntunan ke jalan benar, 

Maka seluruh arwah-arwah yang tersiksa di neraka, 

mesti mereka pernah melakukan dosa, 

asal mau bertobat dan menyesali perbuatannya , 

boleh diberi keringanan hukumannya.


* * *



Apalagi TE CONG ONG PAU SAT 

sudah menyampaikan laporannya kepada GIOK HONG SIANG TE, 

tentang ditulis dan disusunnya Kitab GIOK LEK CHING 

yang mana isinya menjelaskan segala kenyataan yang ada di akhirat, 

tujuannya supaya manusia yang hidup di dunia 

dapat membuang kejahatan dan melakukan kebajikan.


* *  *



Sebetulnya Kitab GIOK LEK CHING ini sudah lama disusun dan dibukukan, 

hanya saja selama ini 

belum diperoleh seorang manusia yang bijak, 

berbudi luhur yang dapat diberi tugas 

untuk menyebarluaskan di mayapada, 

hal ini sungguh membuat kita menyesal .


* * * 



Kebetulan sekali saat ini hadir satu orang 

yaitu THAM LING yang bersembunyi di pojok sana , 

kukira dialah pilihan yang tepat untuk mengemban tugas ini. 


* * *



Kepada-nya-lah, 

kita serahkan Kitab Suci GIOK LEK CHING 

supaya disebarluaskan ke dunia fana, 

agar masyarakat banyak mengerti apa akibat seseorang melakukan kejahatan, 

sebaliknya orang yang berbuat bajik akan mendatangkan kebahagiaan 

bagi Anak-Cucu-nya kelak, 

semoga dengan penjelasan yang mendasar dari Kitab ini 

dapat menyadarkan manusia 

untuk merubah sifat buruk dan kesalahannya.


* * *



Pada saat itulah mendadak keadaan menjadi terang benderang 

oleh cahaya warna-warni,

perlahan-lahan tampak KWAN IM POU SAT turun dari angkasa, 

bergegaslah HONG TO TAY TE 

memimpin 10 (sepuluh) Raja Neraka menyambut di depan Istana, 

semua membungkuk sambil menunduk kepala, 

pertanda menyambut sepenuh hati .


* * *


KWAN IM POU SAT menampakkan tubuh keemasannya 

dengan suaranya yang lemah lembut 

tapi berwibawa berkata :


Firman atas perintah GIOK HONG SIANG TE, 

atas usulan dan anjuran TE CONG ONG POU SAT 

harus diupayakan supaya GIOK LEK CHING 

disebarluaskan kepada manusia di dunia .


* * *



Biarlah orang-orang yang melakukan kejahatan insaf dan bertobat, 

selanjutnya tak akan melakukan kejahatan pula 

dengan catatan mereka boleh menebus dosa kesalahan yang pernah dilakukannya, 

sesuai dengan ajaran yang berbunyi : 

PANG HE TO TO , LIP TE SENG HUD 

maksud tujuannya memang mencapai puncak kebajikan .


* * *



Kitab Suci ini boleh diserahkan kepada THAM LING 

untuk dibawa ke dunia, 

secara jelas dan rinci harus diajarkan kepada manusia, 

supaya masyarakat luas mengetahui 

betapa banyak ragam kejahatan yang dilakukan di dunia 

dan betapa banyak pula macam siksa hukuman tersedia di akhirat , 

timbal-balik hanya masalah cepat / lambat , bencana / bahagia , 

bajik / jahat hanya berputar dalam lingkaran 

yang akhirnya menjadi satu dan tak mungkin kosong .


* * *



Habis menyampaikan firman GIOK HONG SIANG TE 

dengan wajahnya yang bersih dan welas asih, 

dengan tangan tetap memegang dahan pohon 

serta menebarkan air suci, 

perlahan-lahan terbang ke angkasa 

dan lenyap di balik mega. 

Dan setelah itu 10 (sepuluh) Raja Neraka 

juga lantas mohon diri kepada HONG TO TAY TE 

untuk kembali ke Istana-nya masing-masing di akhirat.


* * *



Sementara itu THAM LING 

juga sedang menerima sejilid Kitab GIOK LEK CHING 

yang diberikan oleh laki-laki berbaju hijau, 

sambil menjunjung tinggi GIOK LEK CHING di atas kepalanya, 

THAM LING berlutut ke arah HONG TO TAY TE 

serta bersumpah 

bahwa selama hayatnya dia akan menunaikan tugas suci ini .


* * *



Dengan diantar laki-laki berbaju hijau itu 

ia bergegas keluar Istana, 

setibanya ia di dalam hutan 

ia bingung dimana tadi ia menemukan batu berukiran itu, 

batu pilar yang aneh itu sudah tak terlihat lagi. 

Waktu ia menoleh ke belakang 

Istana megah yang terang benderang itu pun lenyap, 

yang tampak hanyalah puncak gunung yang dibungkus mega .


* * * 



Bergegaslah THAM LING turun gunung dan langsung lari pulang, 

sejak saat itu ia bertekad 

untuk men-dharma baktikan dirinya dalam jalan suci, 

menunaikan tugas mulia yang diterimannya dari para Dewa, 

menyebarluaskan Kitab GIOK LEK CHING 

dengan segala daya dan kekuatannya, 

ia yakin makna murni dari kebajikan Kitab ini 

akan dapat diresapi oleh manusia umumnya, 

itulah harapan para Dewa 

yang mau memberikan pengampunan kepada manusia. 

Dari sinilah asal mula Kitab Suci GIOK LEK CHING berasal .