Asal Mula Timbul-nya GIOK LEK


Ini-lah kisah nyata seorang Petapa bernama Tham Ling, 

seorang yang benar-benar sudah mencapai tinggi dari Ajaran yang dianut-nya. 

Waktu itu pada Hari Cong Yang di Bulan 9 Tahun Ik Ngo di zaman Thay Ping. 

Seorang diri Tham Ling ber-tamasya di puncak sebuah Gunung. 

Saat mana ia berada di tengah hutan lebat yang menempel di samping Gunung, 

tiba-tiba ia menemukan sebuah batu yang bentuk-nya aneh, mirip pilar tapi bukan pilar. 

Di atas batu mirip pilar ini terukir 56 huruf-huruf 

yang makna-nya menganjurkan Manusia untuk berbuat bajik. 


Ketika ia keheranan dan kaget, 

mendadak di-lihat-nya pula di arah depan sebelah kanan muncul Istana yang megah semarak 

dengan warna merah emas gemerlapan, 

pintu besar-nya berwarna merah maron tertutup rapat, 

sementara pilar di atas pintu besar itu berukir 4 huruf "Jut Seng Jip Si" ( keluar hidup masuk mati ). 


* * *


Pelan-pelan Tham Ling menghampiri, 

saat ia melihat kiri kanan di depan Istana, 

pintu gerbang-nya terbuka sedikit, 

dari balik pintu beranjak keluar seorang Laki-laki ber-baju hijau, 

sikap-nya agung suci mirip Dewa, 

dengan gerakan tangan ia mempersilahkan Tham Ling menuju ke sebelah kiri 

menuju pintu kecil di samping sana, 

kini mereka berada di pinggir dalam sebuah ruangan besar yang terang benderang. 

Di kursi Singgasana di tengah atas sana 

duduk satu Dewa Langit si baju hijau 

segera berbisik di pinggir telinga-nya. 

Hari ini adalah Ulang Tahun Hong To Tay Te, Beliau itu-lah yang duduk di Singgasana. 


* * * 



Tham Ling meng-angguk-angguk kepala, 

sikap hormat-nya timbul dalam sanubari 

diam-diam ia sembunyi di pojokan yang agak gelap terlindung tirai. 

Pada saat itu-lah di-lihat-nya 10 Raja Neraka 

dengan berpakaian lengkap kebesaran-nya ber-iring memasuki ruang besar, 

satu per satu mereka menyampaikan sembah sujud 

dan mengucap selamat semoga panjang umur, 

lalu berdiri dua baris di samping menunggu Petunjuk. 


* * *



Terdengar Hong To Tay Te berkata kepada mereka, 

Te Cong Ong Pou Sat memberikan belas kasih-nya 

berupaya untuk memberikan pengampunan dan menolong Manusia 

untuk memperoleh tuntutan ke Jalan Benar. 

Maka seluruh Arwah-arwah yang tersiksa di Neraka, 

meski mereka pernah melakukan dosa, 

asal mau ber-tobat dan menyesali perbuatan-nya. 

Boleh diberi keringanan hukuman-nya. 

Apalagi Te Cong Ong Pou Sat sudah menyampaikan laporan-nya kepada Giok Hong Siang Te, 

tentang ditulis dan disusun-nya Kitab GIOK LEK 

yang mana isi-nya menjelaskan segala kenyataan yang ada di Akhirat, 

tujuan-nya supaya Manusia yang hidup di Dunia 

dapat membuang kejahatan dan melakukan Kebajikan. 


* * *


Sebetul-nya Kitab Suci Giok Lek ini sudah lama disusun dan dibukukan, 

hanya saja selama ini belum diperoleh seorang Manusia yang bijak, 

berbudi luhur yang dapat diberi tugas 

untuk menyebarluaskan Ajaran ini ke mayapada, 

hal ini sungguh membuat kita menyesal. 

Kebetulan sekali saat ini hadir satu Orang 

yaitu Tham Ling yang sembunyi di pojokan sana, 

ku-kira dia-lah pilihan yang tepat untuk mengemban tugas ini. 

Kepada-nya-lah kita serahkan Kitab Suci Giok Lek 

supaya disebarluaskan ke Dunia fana, 

agar Masyarakat banyak mengerti apa akibat seseorang yang melakukan kejahatan, 

sebalik-nya Orang yang berbuat bajik akan mendatangkan kebahagian bagi Anak Cucu-nya kelak, 

semoga dengan penjelasan yang mendasar dari Kitab ini, 

dapat menyadarkan Manusia untuk merubah sifat buruk dan kesalahan-nya. 


* * * 



Pada saat itu-lah mendadak keadaan menjadi terang benderang oleh cahaya warna-warni, 

perlahan-lahan tampak Koan Si Im Pou Sat turun dari Angkasa, 

ber-gegas Hong To Tay Te memimpin 10 Raja Neraka menyambut di depan Istana, 

semua membungkuk sambil menunduk kepala, 

pertanda menyambut sepenuh hati. 

Koan Si Im Pou Sat menampakkan tubuh keemasan-nya 

dengan suara-nya yang lembut tapi berwibawa berkata, 

“Firman atas Perintah Giok Hong Siang Te atas usul dan anjuran Te Cong Ong Pou Sat, 

harus diupayakan supaya GIOK LEK disebarluaskan kepada Manusia di Dunia.” 


* * * 



Biar-lah Orang-orang yang melakukan kejahatan insaf dan ber-tobat, 

selanjut-nya tidak akan melakukan kejahatan pula, 

dengan catatan mereka boleh menebus dosa kesalahan yang pernah dilakukan-nya 

sesuai dengan Ajaran yang berbunyi 

“Pang He To To Lip Te Seng Hud. 

Maksud tujuan-nya memang mencapai puncak Kebajikan.” 

Kitab Suci ini boleh diserahkan kepada Tham Ling untuk dibawa ke Dunia, 

secara jelas dan rinci harus diajarkan kepada Manusia, 

supaya Masyarakat luas mengetahui betapa banyak ragam kejahatan yang dilakukan di Dunia, 

betapa banyak pula macam siksa hukuman tersedia di Akhirat, 

timbal dan balik hanya masalah cepat atau lambat, 

bencana atau bahagia, 

bajik atau jahat hanya berputar dalam lingkaran 

yang akhir-nya menjadi satu dan tidak mungkin kosong. 


* * * 



Habis menyampaikan Firman Giok Hong Siang Te, 

dengan wajah-nya yang bersih dan welas asih, 

dengan tangan tetap memegang dahan pohon serta menebarkan air suci, 

perlahan-lahan terbang ke Angkasa dan lenyap di balik awan. 

10 Raja Neraka juga lantas mohon diri kepada Hong To Tay Te 

untuk kembali ke Istana-nya masing-masing di Akhirat. 


* * * 



Sementara Tham Ling juga sedang menerima se-jilid Kitab Giok Lek 

yang diberikan oleh Laki-laki baju hijau 

sambil menjunjung tinggi Giok Lek di atas kepala 

Tham Ling berlutut ke arah Hong To Tay Te 

serta ber-sumpah selama hayat-nya dia akan menunaikan tugas suci ini. 

Dengan diantar Laki-laki baju hijau segera ia keluar dari Istana, 

setiba ia di dalam hutan 

dimana tadi ia menemukan batu berukir itu, 

batu pilar yang aneh itu sudah tidak kelihatan lagi. 

Waktu ia menoleh, Istana megah yang benderang itu pun lenyap tak jelas arah-nya, 

yang tampak hanya-lah puncak Gunung yang dibungkus awan. 


* * * 



Bergegas-lah Tham Ling turun gunung dan langsung lari pulang, 

sejak hari itu ia ber-tekad untuk men-dharma bakti-kan diri-nya dalam Jalan Suci, 

menunaikan tugas mulia yang diterima-nya dari Para Dewa, 

menyebarluaskan Kitab Giok Lek dengan segala daya dan kekuatan-nya, 

ia yakin makna murni dari Kebajikan Kitab ini akan dapat diresapi oleh Manusia umum-nya. 

Itu-lah tugas berat yang menjadi tanggung jawab-nya, 

semoga ia tidak mengecewakan harapan Para Dewata 

yang mau memberikan pengampunan kepada Manusia. 

Dari sini-lah asal mula Kitab Suci GIOK LEK.