Dari Neraka Besar dimana Coan Lun Ong ber-tahta
didirikan 5 buah jembatan
yang letak-nya sesuai dengan luas dan keberadaan Neraka Tingkat Ke-10
yang menghadap ke-5 penjuru Dunia.
* * *
Ke-5 Jembatan itu adalah
1. Kim Kio (jembatan emas),
2. Gin Kio (jembatan perak),
3. Giok Ciok Kio (jembatan batu pualam),
4. Bok Pan Kio (jembatan papan kayu),
5. dan Nai Ho Kio (jembatan apa boleh buat).
* * *
Fungsi ke-5 jembatan ini sama,
merupakan jalan tembus antara Neraka Tingkat Ke-10
dengan beberapa Neraka Tingkat lain-nya
yang sering mengirim Arwah hukuman ke Neraka Tingkat Ke-10 ini
untuk ditentukan dan ditimbang baik buruk perbuatan-nya
di masa hidup-nya di Dunia,
setelah ditentukan kelas dan tingkat hukuman-nya,
baru ditentukan akan dikirim ke mana selanjut-nya,
maksud-nya akan dititiskan kembali dalam kelahiran di Dunia menjadi orang jenis apa.
* * *
Entah menjadi Manusia yang mesti panjang umur,
atau ber-umur pendek dan lekas mati
atau harus hidup makmur seumur hidup,
mungkin juga harus melarat dan sekarat,
ada pula yang sudah ditakdirkan hidup sengsara dan menderita
semua sudah dijelaskan dan dicatat secara rinci,
setiap Bulan dijadikan laporan yang harus disampaikan
kepada Cin Khong Ong sebagai Penguasa Neraka Tingkat Ke-1,
tembusan-nya juga harus disampaikan
kepada Hong To Tay Te yang akan mempersiapkan administrasi-nya.
* * *
Bila sementara Arwah halus sudah menjalani hukuman,
setelah ditimbang dosa-dosa-nya
lalu diputuskan
untuk dijelmakan kembali menjadi hewan atau binatang melata,
atau mungkin juga hanya ditakdirkan pagi lahir sore mati
secara berulang berubah pulang pergi,
pukul rata akan dipindahkan ke Coan Kiap Se,
dari sini baru dibagi untuk disebar ke berbagai tempat,
menerima karma buruk-nya sendiri.
* * *
Coan Kiap Se adalah sebuah padang luas yang lapang,
sekeliling-nya dipagari besi.
Bagian dalam dibagi menjadi 81 bagian,
tiap bagian didirikan peseban dan panggung,
di sini disiapkan sidang yang akan mengadili
dan mencatat baik buruk Manusia di kala hidup-nya.
* * *
Di bagian luar dipagari pagar besi
terdapat jalan-jalan lorong kecil yang berliku-liku
seluruh-nya ada 18.000 jumlah-nya,
semuanya berbelok-belok dan berputar kian kemari,
di samping bisa menyesatkan lagi teramat gelap dan pekat.
* * *
Bagi Manusia yang di kala hidup-nya
tidak berbakti terhadap Orangtua
atau yang suka berbuat sewenang-wenang,
berbuat jahat dan suka membunuh
maka setelah Arwah halus-nya mengalami siksa derita
di Neraka-neraka Kecil,
terakhir ia akan dipindahkan ke Coan Kiap Se,
setelah Hakim di sini memutuskan hukuman terakhir
baru akan dirubah nasib atau karma-nya menjadi hewan atau binatang unggas,
itu berarti ia akan dipindahkan masuk ke lorong-lorong (jalan) kecil
yang berputar-putar dan gelap pekat itu.
* * *
Di sini ia akan dilahirkan
sebagai binatang unggas, ikan, ulat atau serangga
itu pun harus dijalani berulang kali
sampai ribu-an bahkan ada yang sampai laksa-an kali putar balik.
Bila selama 3 periode tidak pernah melukai
atau mengancam jiwa sesama-nya.
Baru mungkin memperoleh pengampunan
untuk ditingkatkan menjadi Manusia kembali.
* * *
Satu hal perlu dijelaskan
Para Hakim yang ber-dinas di Coan Kiao Se
semua adalah Orang-orang yang se-masa hidup-nya dahulu
adalah Anak-anak yang berbakti
atau Orang-orang yang pantang membunuh.
Banyak ber-Amal dan berbuat Kebajikan.
Pendek kata yang tidak punya dosa kesalahan.
* * *
Seperti kita maklumi
bahwa Arwah-arwah halus yang pernah menjalani hukuman di Neraka,
tentu pernah menyaksikan
dan tahu segala seluk beluk keadaan yang terjadi di Akhirat,
baru setelah lulus dari segala hukuman itu
mereka dititiskan kembali hidup menjadi Manusia pula,
sudah layak kalau dia masih ingat
dan kesan mendalam masih terukir dalam sanubari-nya
tentang segala sesuatu yang serba seram dan menakutkan
di Akhirat itu
dan bukan mustahil
kalau di antara mereka ada yang membocorkan rahasia Hukum Tuhan,
oleh karena itu,
Giok Bong Siang Te menurunkan firman-nya,
mengutus Beng Bo Cun Sia sebagai Yu Bing Li Sin.
Untuk membuat Arwah itu melupakan pengalaman-nya
selama ia dihukum di Akhirat
maka didirikan-lah Auw Bong Thai.
* * *
Setiap Arwah halus setelah pernah menjalani hukuman
dan akan dilahirkan kembali ke Dunia harus naik ke Auw Bong Thai,
di sini setiap Arwah dipaksa meminum habis satu mangkok kuah
yang khusus dibuat
untuk membuat Arwah itu melupakan pengalaman-nya
selama berada di Akhirat.
* * *
Auw Bong Thai terletak dalam ruang sidang Neraka Tingkat Ke-10,
di mana Coan Lung Ong berkuasa,
tinggi-nya beberapa tombak,
terdapat 108 kamar-kamar yang berada di sekitar panggung pelupaan ini.
Menjurus ke arah Timur
terdapat sebuah lorong (jalan) kecil
yang lebar-nya sekitar satu setengah kaki.
* * *
Bagi Arwah-arwah halus
yang memperoleh izin dari Coan Lung Ong
untuk dilahirkan kembali ke Dunia,
maka dia harus masuk ke dalam lorong (jalan) ini
dan di sana ia harus minum Auw Bong Theng atau kuah pelupaan.
* * *
Kalau ada Arwah yang licik dan licin,
menolak minum kuah itu,
maka Petugas yang berwajah seram akan mengait kedua kaki-nya,
menusuk leher dengan tongkat besi
lalu memberi minum secara paksa,
sedikit maupun banyak kuah itu toh pasti tertelan ke dalam perut-nya.
* * *
Yang berkuasa dan bertugas di Auw Bong Thai
atau panggung pelupaan ini bukan lain adalah Beng Bo Cun Sin.
Beliau dilahirkan pada Zaman Dinasti Han,
sejak kecil ia sudah suka membaca buku syair
juga berlaku sujud
dan tekun membaca Buku-buku Agama,
sering membaca Mantra pula,
begitu rajin dan ketekunan-nya amat mengharukan Orang dan Malaikat Dewata,
apalagi ke mana pun ia pergi selalu ber-Amal dan berbuat Kebajikan,
di samping juga menganjurkan Orang lain meniru perbuatan-nya,
pantang membunuh dan makan barang-barang ber-jiwa,
meski hidup bersahaja sampai usia 81,
Beliau masih seorang perawan yang suci bersih,
walau rambut sudah ubanan
tapi wajah-nya masih kelihatan cantik jelita.
* * *
Menjelang akhir hayat-nya
ia hanya tahu diri-nya She Beng.
Maka pada zaman itu Orang lebih suka memanggil-nya Beng Bo Sin.
Belakangan ia naik ke atas gunung
ber-tapa seorang diri di tempat yang terpencil,
hingga akhir Dinasti Han,
kabar-nya Beliau masih hidup segar,
setelah Beliau meninggal dunia itu-lah.
Giok Hong Siang Te segera mengutus Malaikat memanggil-nya
dan memberikan tugas sebagai Kepala yang berkuasa di Auw Bong Thai itu.
* * *
Kecuali Coan Kiap Se dan Auw Bong Thai
masih ada apa yang disebut Bong Si Shia (Kota Penasaran) dan Hiat Jiu Ti (bendungan darah).
Kedua-nya terletak di kanan kiri Neraka
dimana Hong To Tay Te berkuasa.
* * *
Bong Si Shia terletak di sisi kanan Neraka dari Hong To Tay Te,
dahulu Orang beranggapan
bahwa Arwah halus dari Manusia yang mati penasaran
pasti dan harus dikumpulkan di Kota penasaran ini,
dan menerima balasan sesuai dengan perbuatan-nya,
padahal anggapan itu sama sekali tidak betul,
dalam hal ini perlu dimengerti,
apakah Arwah dari Manusia yang mati penasaran itu
sebelum ini pernah berbuat dosa,
atau hanya karena di-hina,
dianiaya dan di-sakiti Orang lain,
sehingga ia mengalami hidup yang menggenaskan,
ber-nasib jelek dan akhir-nya mati penasaran,
kalau betul demikian,
tentu tiada alasan untuk membuat-nya penasaran
pula menjalani hukuman di Bong Si Shia bukan.
* * *
Bilamana Arwah-arwah itu melihat kejahatan pembunuh
atau yang menyebabkan mereka mati masuk ke Kota penasaran
dan dengan mata kepala sendiri melihat mereka di-hukum dan di-siksa,
tentu terlampias rasa dendam dan penasaran mereka.
Dan keadaan seperti ini akan terus bertahan
sampai Arwah-arwah yang dicelakai ini
akhir-nya memperoleh kesempatan menitis
dan hidup kembali di Dunia.
Sementara Arwah-arwah jahat itu masih tetap
dan harus dipindahkan ke berbagai Neraka
untuk menjalani hukuman yang berbeda ragam itu.
* * *
Sementara bagi Orang-orang yang setia, berloyalitas tinggi,
berbakti terhadap Orangtua
dan Para Pahlawan Bangsa dan Penegak Keadilan
atau Tentara yang setia membela Negara
hingga korban jiwa dan raga mereka.
Demikian pula bagi Wanita yang gigih mempertahankan kesucian,
mereka patut dan pantas memperoleh penghargaan, simpati
dan di Akhirat mereka akan diatur dengan baik dan adil sempurna
bukan saja tidak perlu masuk ke Kota penasaran
mengalami kesengsaraan di sana,
mereka akan di antar ke tempat yang aman tentram,
hidup makmur dan bahagia,
bahkan ada yang di angkat menjadi Malaikat
untuk selanjut-nya bebas dari kehidupan duniawi.
* * *
Hiat Jin Ti atau kolam darah
terletak di sisi kiri Neraka dari Hong To Tay Te.
Dahulu pernah tersiar cerita yang menyimpang dari kebenaran,
kata-nya wanita yang ber-dosa
waktu melahirkan mengalami pendarahan atau keguguran,
setelah mati ia akan dimasukkan ke dalam bendungan
atau kolam darah kotor,
yang benar bukan demikian kenyataan-nya.
Bahwa Wanita melahirkan adalah untuk menyambung Generasi,
mewarisi jiwa Keturunan Bangsa,
hal ini sudah merupakan kodrat yang tak terbantahkan sejak dahulu kala.
* * *
Seumpama benar dia meninggal karena sukar melahirkan,
pantas-nya tidak akan dan tidak mungkin mengalami penderitaan lagi di Akhirat.
Kecuali Wanita yang baru melahirkan
dan bayi-nya belum genap berusia 20 hari,
tapi menjemur pakaian dalam-nya di tempat terang
atau di tempat ketinggian
di mana tempat itu dilalui Orang banyak.
Demikian juga bagi Orang-orang yang se-masa hidup-nya
suka membunuh unggas peliharaan
atau tak kenal kasihan membunuh binatang,
maka dosa-dosa-nya akan bertambah berat.
* * *
Begitu pula Manusia yang di-masa hidup-nya,
melihat Orang lain menderita
tidak mau berusaha membantu atau menolong-nya,
apalagi yang membalas budi Kebaikan Orang lain dengan kejahatan,
jelas setelah mati Arwah halus-nya
akan dimasukkan ke dalam telaga darah
dan di-siksa sesuai dengan kesalahan-nya.
* * *
Berat ringan hukuman Arwah halus di telaga darah
berdasarkan besar kecil dosa-dosa
yang pernah dilakukan Manusia itu di kala hidup-nya di Dunia.
* * *
Maka tersebut-lah Yang Mulia Bun Ciang Te Kun
yang berkuasa di salah satu Neraka yang disebut Pou Lok.
Tugas utama Bun Ciang Te Kun
adalah mengadili dan menyiksa Manusia yang berzinah
atau mereka yang suka berbuat mesum.
* * *
Di Neraka Pou Lok ini,
Arwah-nya akan disiksa selama 1.500 tahun.
Di Neraka ini didirikan sebuah cerobong tembaga yang tinggi,
sementara di bagian bawah-nya
dipasangi puputan api yang menyala,
demikian juga bagian dalam cerobong tembaga itu bara juga berkobar,
para Terhukum dipaksa untuk naik ke atas cerobong
hingga badan-nya terbakar hangus.
Begitu jatuh di tanah,
Malaikat yang bertugas di sini akan membangunkan kembali
dengan pusaka yang dibawa-nya,
Arwah itu akan pulih segar bugar kembali.
Mulai dari awal hukuman,
serupa itu harus diulangi lagi entah sampai berapa kali,
yang pasti hukuman ini baru akan berhenti
setelah masa hukuman-nya di Neraka Pou Lok ini sudah habis.
* * *
Demikian juga Manusia di Dunia
yang mencetak buku dan mengarang cerita
tentang hubungan Laki Perempuan,
merusak akhlak dan moral muda-mudi,
setelah mati Arwah-nya akan dimasukkan ke dalam Bu Kan Giok.
Di Neraka ini sudah tersedia sebuah lesung besi yang besar,
terlebih dulu badan-nya dibaringkan di atas meja batu,
di-iris-iris lalu direbus di sebuah kuali besar,
daging-nya yang sudah matang
dimasukkan ke dalam lesung
lalu di-tumbuk sampai halus benar.
Dari Neraka Bu Kan Giok ini masih harus di-siksa juga di Neraka Pou Lok
hingga habis masa hukuman-nya.
* * *
Put Be To Jin adalah seorang Iman yang dimuliakan,
nama-nya pun dikramatkan,
suatu hari Beliau bercerita,
"Saya ini seorang miskin,
pada Bulan 6 Tahun Bouw Sin,
saya menempuh perjalanan ke sebuah Negeri
yang terletak di Wilayah Su Coan,
se-tiba di suatu tempat yang dinamakan Seng Tou Siang Li Koan,
di tengah jalan raya saya bertemu Guru-ku,
Beliau adalah Tam Ji.
Beliau menjelaskan secara rinci tentang perbedaan antara Dunia fana
dengan perjalanan Arwah halus menuju ke Neraka dan Akhirat.
* * *
Di Dunia fana Lelaki atau Perempuan, tua muda, besar dan kecil
kalau melanggar Hukum Negara masih bisa minta ampun
dan minta keringanan pada Raja,
bila perkara-nya memang tidak membahayakan keselamatan Negara,
umum-nya memang bisa memperoleh keringanan hukuman,
bahkan ada pula Terhukum yang mesti-nya di-hukum berat melarikan diri
dan bebas dari siksa derita di dalam sel
bahkan mungkin lolos dari hukuman mati.
* * *
Berbeda dengan di Akhirat di sini
tiada hukuman apa pun,
berat maupun ringan,
yang boleh minta keringanan
apalagi memperoleh pengampunan
dan jangan harap bisa meloloskan diri
dari tanggung jawab hukuman yang semesti-nya ia jalani.
* * *
Hukuman di sini bisa diperingan
kalau Terhukum yang bersangkutan sudah menjalani hukuman
dan menunjukan sifat baik-nya
serta benar-benar ber-tobat dan jera
karena itu-lah perlu diberikan penerangan kepada Umat Manusia di Dunia ini
supaya selama hidup-nya selalu berbuat Kebajikan, ber-Amal dan soleh
lebih penting lagi tidak lupa ber-takwa kepada Tuhan.
* * *
Untuk menyadarkan Umat Manusia
dari segala kelaliman dan kemunafikan itu-lah,
hari ini aku menerima dan ku-berikan sejilid Kitab Suci GIOK LEK,
coba-lah disebarluaskan Kitab Suci ini untuk Umat Manusia
agar mereka bisa mawas diri
dan selanjut-nya tidak melakukan kesalahan dan kejahatan."
* * *
Setelah memberikan pesan dan menyerahkan Kitab Suci GIOK LEK,
Beliau terbang ke Angkasa dan lenyap dibalik awan,
sambil ber-lutut saya menerima Kitab Suci
dan tugas mulia dari Guru,
sayang aku ini Put Be To Jin yang miskin lagi melarat
mana mungkin mencetak dan memperbanyak Kitab Suci ini untuk Umat Manusia,
terpaksa lewat penerangan dan khotbah-khotbah
ku-berikan penerangan dan tuntunan kepada Umat Manusia
sesuai petunjuk yang ada dari Buku GIOK LEK itu.
* * *
Ku-tambahkan pula anjuran
supaya setiap insan Manusia di Dunia ini
selalu memanfaatkan kesempatan yang tepat
bila mana Para Sin Bing, Kong Co dan Hud Co turun ke Dunia,
hendak-lah kamu ber-sumpah dan ber-tobat
untuk tidak lagi melakukan kedosaan
dan ber-janji akan banyak berbuat Amal,
lebih bajik lagi kalau mencetak Kitab Suci GIOK LEK
serta menyebarkan seluas-luas-nya,
lebih banyak lebih baik,
karena lebih banyak pula Umat Manusia akan memperoleh kesadaran-nya.